Pilwali Surabaya 2015. Debat Publik Tahap Kedua, Terkait NKRI dan Kebangsaan

20151030_203614

Suasana debat Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2015 kali pertama Di Dyandra Convention Hall (Gramedia Expo) (foto: agung)

SURABAYA – Setelah debat perdana dalam rangka Pemilihan umum walikota dan wakil Walikota (Pilwali) Surabaya 2015 telah berlangsung Jumat (30/10/2015) silam. Debat perdana yang ditayangkan secara nasional oleh Kompas TV ini benar-benar menjadi ajang adu visi misi bagi dua pasangan calon, Rasiyo-Lucy Kurniasari dan Tri Rismaharini-Wishnu Sakti Buana.

Kini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya akan menggelar debat publik kedua, besok Jumat (6/11/2015). Sebagai persiapannya, Rabu (4/11/2015) KPU menggelar pertemuan yang dihadiri jajaran Komisioner, dua tim pemenangan paslon RIsma-Wishnu dan Rasiyo-Lucy, unsur kepolisian.

“Dengan adanya pertemuan ini, kami harap masing-masing pasangan calon bisa segera mempersiapkan diri, khususnya terkait topik debat,” tegas Robiyan Arifin, Ketua KPU Surabaya

Dipaparkan Robiyan, topik  dalam debat kedua ini yang akan diangkat adalah “Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan”.Tema ini menjadi penting mengingat tantangan yang akan dihadapi pemimpin Surabaya juga terkait dengan upaya-upaya mempertahankan NKRI dari ancaman paham-paham dan ideologi yang berseberangan dengan nilai-nilai Pancasila, yang gejalanya akhir-akhir ini memang mulai bermunculan.

Debat kedua yang renacana akan dilangsungkan di Hotel Shangri-la ini mulai pukul 19.30 WIB hingga 21.00 WIB ditayangkan secara live oleh stasiun JTV.

Robiyan juga mengimbau kepada masing-masing tim pemenangan pasangan calon agar mereka hanya membawa atribut sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, serta meminta komitmen mereka untuk menjaga ketertiban saat debat yang disiarkan secara live itu berlangsung nantinya.

Komisioner KPU Surabaya divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan dan Pengembangan Informasi, Nur Syamsi mengingatkan kepada masyarakat, khususnya calon pemilih di Surabaya, untuk memanfaatkan debat kandidat ini sebagai ajang untuk mengenal lebih dekat profil kedua pasangan calon.

“Lewat debat ini, masyarakat bisa tahu bagaimana profil calon pemimpinnya. Jadi diharapkan pada 9 Desember nanti, saat pemungutan suara, mereka tahu siapa yang akan mereka pilih,” ujar Nur Syamsi.

“Bagaimanapun, tertib atau tidaknya para rombongan pendukung pasangan calon, bisa jadi akan menjadi pertimbangan dari masyarakat untuk memberikan dukungannya atau tidak”, tambah Robiyan.

(agung)

Tinggalkan komentar